Jumat, 17 Mei 2013

BAB II


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

MINIMARKET DAN WARUNG KELONTONG
2.1 Minimarket
2.1.1 Pengertian Minimarket
 (http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/07/11)
Minimarket adalah semacam “toko kelontong” atau yang menjual segala macam barang dan makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapakan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkan dari rak-rak dagangan dan membayar dikasir. (Sumber : http : // ridhass.blogspot.com/2011/03/perbedaan-minimarket.html)

Peran pasar modern khususnya minimarket di Indonesia pada akhirnya akan menggeser warung kelontong. Hal ini terjadi karena adanya pola konsumen dalam berbelanja dan perlu disadari bahwa setiap konsumen memiliki kebutuhan yeng berbeda,
Menurut Levy and Weitz (2004:112-113), kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan atas dua kategori yaitu:
1. Kebutuhan fungsional (functional needs), kebutuhan ini berhubungan langsung bentuk atau penampilan (performance) dari produk.
2. Kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan ini diasosiasikan dengan kebutuhan yang bersifat mental dari konsumen yang dapat terpenuhi dengan belanja ataupun membeli dan memiliki sebuah produk.

Banyak produk yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional sekaligus kebutuhan psikologis. Dengan semakin tingginya tingkat pendapatan konsumen maka kebutuhan piskologis semakin tinggi juga. Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan akan kenyamanan berbelanja, jasa yang baik, produk-produk yang bermerk dan trendi lebih penting bagi konsumen di perkotaan dibandingkan dengan konsumen di pedesaan yang tingkat pendapatannya jelas berbeda.
Menurut Kurt Salomon Associates (Berman dan Evans,2004:170), terdapat sepuluh alasan teratas yang menyebabkan konsumen atau pengunjung meninggalkan gerai atau warung tanpa membeli sebagai berikut:

1.    Tidak dapat menemukan gaya atau bentuk yang menarik
2.    Tidak dapat menemukan gaya ukuran yang pas ataupun gerai tersebut sedang kehabisan produk (out of stock)
3.    Tidak ada yang cocok
4.    Tidak ada karyawan yang dapat ditanya mengenai produk
5.    Tidak dapat keluar masuk dari gerai dengan mudah dan harga terlalu tinggi
6.    Situasi di dalam gerai atau toko tidak nyaman
7.    Tidak dapat menemukan nilai baik
8.    Tata letak di dalam gerai tidak diatur dengan nyaman
9.    Produknya sedang tidak musim
Sebagian besar alasan-alasan diatas dapat teratasi dengan berbelanja di minimarket (pasar swalayan) yang mengutamakan konsep keyamanan bagi konsumen termasuk di dalamnya kelengkapan produk yang dalam hal ini adalah produk-produk dasar kebutuhan rumah tangga bagi minimarket, tata letak produk yang baik dan tidak campur aduk, lokasi yang dekat dengan pemukiman, dan harga yang tidak terlalu tinggi.
2.1.2 Pertumubuhan Minimarket di Indonesia
Pertumbuhan ritel di Indonesia tercermin dengan pesatnya pertumbuhan minimarket sebagai salah satu pasar modern dan ritel di Indonesia. Pada kurun waktu 2002-2006, mini market tumbuh rata-rata 29% per tahun. Gerai-gerai minimarket yang tadinya hanya berjumlah ratusan di tahun 2002 melonjak menjadi ribuan di tahun 2006. Hal ini jelas terlihat dengan bermunculannya gerai-gerai mini market dalam radius setidaknya 500 meter dan kini telah memasuki pemukiman-pemukiman padat bahkan kompleks-kompleks perumahan.

2.2 Warung kelontong
2.2.1 Pengertian Warung Kelontong
Pengertian warung kelontong dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didapatkan dari Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) yaitu (http://kamus.sabda.org/kamus/warung/2011/6/24) :
Warung : Toko kecil tempat menjual barang kelontong atau makanan.
Kelontong : alat kelentungan yang selalu dibunyikan oleh penjaja barang dagangan untuk menarik perhatian pembeli dan barang-barang untuk keperluan sehari-hari.
Warung kelontong yaitu warung yang menyediakan kebutuhan rumah tangga seperti sembilan bahan pokok (sembako), makanan dan barang rumah tangga. Warung ini ditemukan berdampingan dengan pemilik rumah yang tidak jauh dengan masayarakat seperti perkampungan, perumahan dan yang sering ditemui didalam gang. Warung kelontong merupakan pertama kali yang melayani kebutuhan masyarakat sebelum minimarket, pedagang warung ini berhasil membiayai kebutuhan keluarga sampai juga dapat pendidikan anaknya sampai perguruan tinggi.

2.3 Keunggulan dan Kelemahan Minimarket
Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahaan dari minimarket dan warung kelontong sebagai berikut :
1.    Keunggulan Minimarket
-         Menemukan gaya warung dengan bentuk yang menarik
-         Memiliki keyamanan dalam ruangan dan kebersihan
-         Pelayanan yang baik terhadap pembeli
-         Selalu memunculkan promo produk baru
2.     Kelemahaan Minimarket
-         Harga pas tidak bisa tawar menawar
-         Tidak bisa beli eceran
-         SPG Kadang sangat tidak ramah atau tidak sopan
2.4           Keunggulan dan Kelemahan Warung Kelontong
Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahaan dari Warung kelontong sebagai berikut:
1.    Keunggulan warung kelontong
- Bersahabat terhadap pembeli
- Harga barang bisa ditawar
- Bisa beli eceran
- Dapat memenuhi pesan untuk pelanggan
- Bisa berutang atau dibayar kemudian
2.    Kelemahaan Warung Kelontong
- Bentuk warung tidak menarik
- Tata letak barang di dalam warung tidak diatur dengan nyaman dan efesien
- Tidak selalu memperhatikan dengan keyamanan dan kebersihan
- Kurangnya penerangan lampu
- Barang tidak lengkap
- Kekurangan modal
2.5    Analisa Masalah Penelitian
Keberadaan minimarket yang terdapat di mana - mana khususnya di Kota Makassar merupakan fakta bahwa pasar modern mulai mengacam warung kelontong. Objek penelitian ini diambil di daerah kota Makassar. Masalah diteliti berdasarkan hasil dari dalam pembahasan studi kasus menggunakan wawancara, dan isi tersebut yaitu:
Dari salah satu sumber pedagang warung kelontong menceritakan bahwa pada saat tahun 2003 dagangan terlihat penuh namun pada tahun sekarang barang dagangan mulai sedikit demi sedikit berkurang. Barang yang sehari-hari yang laku terjual hanya rokok, kopi, dan makanan ringan.
Minimarket mulai menyerbu daerah perkotaan, kini gilirannya memasuki daerah-daerah di pinggiran kota. Pelayanan, kenyamanan, variasi produk yang beragam, harga yang murah dan berkualitas membuat konsumen tertarik.
Kehadiran minimarket bukan hanya mematikan pasar tradisional, tapi juga toko kelontong. “Bisa dikatakan, minimarket itu telah memberangus omset kami. Semua pelanggan beralih ke minimarket. Sekarang, sudah bisa dihitung dengan jari berapa yang belanja pada setiap hari ke toko saya.” Berdirinya minimarket menyebabkan perubahaan besar terhadap warung kelontong mereka hanya dapat menjawab kekalahan mereka dalam berdagang, dikarenakan faktor kualitas ruangan yang nyaman dan bersih, barang-barang yang komplit dan harga yang murah. Secara luas mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Minimarket merupakan fakta terjadinya persaingan dengan warung kelontong namun ada bebarapa pandangan dari masayarakat sebagai berikut:
Kehadiran minimarket memberikan kelebihan dalam berbelaja seperti keyamanan, kebersihan, keamanan dan terutama harga yang lebih murah.
Adapun masyarakat yang merasa kecewa dengan munculnya minimarket dimana - mana dan akibatnya keberadaan warung kelontong menjadi terancam.
Dari 10 gambaran diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa warung kelontong yang mencoba mengolah sedikit dagangan menjadi lebih menarik ini disebabkan barang terlihat penuh, namun ada beberapa kekurangan yang belum diketahui seperti ruangan warung menjadi sempit. Sempit disini ketika jumlah pembeli masuk lebih dari 3 orang kedalam warung, hal ini disebabkan oleh susunan lemari dan etalase terlalu kedepan atau ruangan yang terlalu kecil. Dari beberapa warung kelontong lainya mengalami kebangkrutan disebabkan karena tidak bisa mengolah kembali warung dagangan ataupun bertahan sampai ruangan menjadi kotor dan tidak terawat dan tidak adanya tambahan media pendukung yang ditemukan disetiap warung. 
2.6    Hipotesis
Berdasarkan pernyataan-pernyataan dari rumusan masalah penelitian, dapat di rumuskan suatu hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh komitmen pelayanan dalam menghadapi persaingan munculnya minimarket terhadap kinerja pemilik toko kelontong di kecamatan Mariso Kota Makassar”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar