BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MINIMARKET DAN WARUNG KELONTONG
2.1 Minimarket
2.1.1 Pengertian Minimarket
(http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/07/11)
Minimarket adalah semacam “toko
kelontong” atau yang menjual segala macam barang dan makanan, namun tidak
selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan toko kelontong,
minimarket menerapakan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang
yang dibutuhkan dari rak-rak dagangan dan membayar dikasir. (Sumber : http :
// ridhass.blogspot.com/2011/03/perbedaan-minimarket.html)
Peran pasar modern khususnya minimarket di Indonesia pada akhirnya akan menggeser warung kelontong. Hal ini terjadi karena adanya pola konsumen dalam berbelanja dan perlu disadari bahwa setiap konsumen memiliki kebutuhan yeng berbeda,
Peran pasar modern khususnya minimarket di Indonesia pada akhirnya akan menggeser warung kelontong. Hal ini terjadi karena adanya pola konsumen dalam berbelanja dan perlu disadari bahwa setiap konsumen memiliki kebutuhan yeng berbeda,
Menurut Levy and Weitz
(2004:112-113), kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan atas dua kategori
yaitu:
1. Kebutuhan fungsional (functional
needs), kebutuhan ini berhubungan langsung bentuk atau penampilan
(performance) dari produk.
2. Kebutuhan psikologis (psychological
needs), kebutuhan ini diasosiasikan dengan kebutuhan yang bersifat mental
dari konsumen yang dapat terpenuhi dengan belanja ataupun membeli dan memiliki
sebuah produk.
Banyak produk yang dapat memenuhi
kebutuhan fungsional sekaligus kebutuhan psikologis. Dengan semakin tingginya
tingkat pendapatan konsumen maka kebutuhan piskologis semakin tinggi juga. Hal
inilah yang menyebabkan kebutuhan akan kenyamanan berbelanja, jasa yang baik,
produk-produk yang bermerk dan trendi lebih penting bagi konsumen di perkotaan
dibandingkan dengan konsumen di pedesaan yang tingkat pendapatannya jelas
berbeda.
Menurut Kurt Salomon Associates
(Berman dan Evans,2004:170), terdapat sepuluh alasan teratas yang menyebabkan konsumen
atau pengunjung meninggalkan gerai atau warung tanpa membeli sebagai berikut:
1.
Tidak
dapat menemukan gaya atau bentuk yang menarik
2.
Tidak
dapat menemukan gaya ukuran yang pas ataupun gerai tersebut sedang kehabisan
produk (out of stock)
3.
Tidak
ada yang cocok
4.
Tidak
ada karyawan yang dapat ditanya mengenai produk
5.
Tidak
dapat keluar masuk dari gerai dengan mudah dan harga terlalu tinggi
6.
Situasi
di dalam gerai atau toko tidak nyaman
7.
Tidak
dapat menemukan nilai baik
8.
Tata
letak di dalam gerai tidak diatur dengan nyaman
9.
Produknya
sedang tidak musim
Sebagian besar
alasan-alasan diatas dapat teratasi dengan berbelanja di minimarket (pasar
swalayan) yang mengutamakan konsep keyamanan bagi konsumen termasuk di dalamnya
kelengkapan produk yang dalam hal ini adalah produk-produk dasar kebutuhan
rumah tangga bagi minimarket, tata letak produk yang baik dan tidak campur
aduk, lokasi yang dekat dengan pemukiman, dan harga yang tidak terlalu tinggi.
2.1.2 Pertumubuhan Minimarket di
Indonesia
Pertumbuhan ritel di Indonesia
tercermin dengan pesatnya pertumbuhan minimarket sebagai salah satu pasar
modern dan ritel di Indonesia. Pada kurun waktu 2002-2006, mini market tumbuh
rata-rata 29% per tahun. Gerai-gerai minimarket yang tadinya hanya berjumlah
ratusan di tahun 2002 melonjak menjadi ribuan di tahun 2006. Hal ini jelas
terlihat dengan bermunculannya gerai-gerai mini market dalam radius setidaknya
500 meter dan kini telah memasuki pemukiman-pemukiman padat bahkan
kompleks-kompleks perumahan.
2.2 Warung kelontong
2.2.1 Pengertian Warung Kelontong
Pengertian warung kelontong dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia didapatkan dari Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) yaitu
(http://kamus.sabda.org/kamus/warung/2011/6/24) :
Warung : Toko kecil tempat menjual barang kelontong atau makanan.
Kelontong : alat kelentungan yang selalu dibunyikan oleh penjaja barang
dagangan untuk menarik perhatian pembeli dan barang-barang untuk keperluan
sehari-hari.
Warung kelontong yaitu warung yang
menyediakan kebutuhan rumah tangga seperti sembilan bahan pokok (sembako),
makanan dan barang rumah tangga. Warung ini ditemukan berdampingan dengan
pemilik rumah yang tidak jauh dengan masayarakat seperti perkampungan,
perumahan dan yang sering ditemui didalam gang. Warung kelontong merupakan
pertama kali yang melayani kebutuhan masyarakat sebelum minimarket, pedagang
warung ini berhasil membiayai kebutuhan keluarga sampai juga dapat pendidikan
anaknya sampai perguruan tinggi.
2.3 Keunggulan dan Kelemahan Minimarket
Terdapat beberapa keunggulan dan
kelemahaan dari minimarket dan warung kelontong sebagai berikut :
1.
Keunggulan
Minimarket
-
Menemukan
gaya warung dengan bentuk yang menarik
-
Memiliki
keyamanan dalam ruangan dan kebersihan
-
Pelayanan
yang baik terhadap pembeli
-
Selalu
memunculkan promo produk baru
2.
Kelemahaan Minimarket
-
Harga
pas tidak bisa tawar menawar
-
Tidak
bisa beli eceran
-
SPG
Kadang sangat tidak ramah atau tidak sopan
2.4
Keunggulan dan Kelemahan Warung Kelontong
Terdapat
beberapa keunggulan dan kelemahaan dari Warung kelontong sebagai berikut:
1.
Keunggulan
warung kelontong
- Bersahabat
terhadap pembeli
- Harga barang
bisa ditawar
- Bisa beli
eceran
- Dapat
memenuhi pesan untuk pelanggan
- Bisa berutang
atau dibayar kemudian
2.
Kelemahaan
Warung Kelontong
- Bentuk warung
tidak menarik
- Tata letak
barang di dalam warung tidak diatur dengan nyaman dan efesien
- Tidak selalu
memperhatikan dengan keyamanan dan kebersihan
- Kurangnya
penerangan lampu
- Barang tidak
lengkap
- Kekurangan modal
2.5 Analisa
Masalah Penelitian
Keberadaan
minimarket yang terdapat di mana - mana khususnya di Kota Makassar merupakan
fakta bahwa pasar modern mulai mengacam warung kelontong. Objek penelitian ini
diambil di daerah kota Makassar. Masalah diteliti berdasarkan hasil dari dalam
pembahasan studi kasus menggunakan wawancara, dan isi tersebut yaitu:
Dari salah satu sumber pedagang
warung kelontong menceritakan bahwa pada saat tahun 2003 dagangan terlihat
penuh namun pada tahun sekarang barang dagangan mulai sedikit demi sedikit
berkurang. Barang yang sehari-hari yang laku terjual hanya rokok, kopi, dan
makanan ringan.
Minimarket mulai menyerbu daerah
perkotaan, kini gilirannya memasuki daerah-daerah di pinggiran kota. Pelayanan,
kenyamanan, variasi produk yang beragam, harga yang murah dan berkualitas
membuat konsumen tertarik.
Kehadiran minimarket bukan hanya
mematikan pasar tradisional, tapi juga toko kelontong. “Bisa dikatakan,
minimarket itu telah memberangus omset kami. Semua pelanggan beralih ke
minimarket. Sekarang, sudah bisa dihitung dengan jari berapa yang belanja pada
setiap hari ke toko saya.” Berdirinya minimarket menyebabkan perubahaan besar
terhadap warung kelontong mereka hanya dapat menjawab kekalahan mereka dalam
berdagang, dikarenakan faktor kualitas ruangan yang nyaman dan bersih,
barang-barang yang komplit dan harga yang murah. Secara luas mereka tidak bisa
berbuat apa-apa lagi.
Minimarket merupakan fakta
terjadinya persaingan dengan warung kelontong namun ada bebarapa pandangan dari
masayarakat sebagai berikut:
Kehadiran minimarket memberikan
kelebihan dalam berbelaja seperti keyamanan, kebersihan, keamanan dan terutama
harga yang lebih murah.
Adapun masyarakat yang merasa kecewa
dengan munculnya minimarket dimana - mana dan akibatnya keberadaan warung
kelontong menjadi terancam.
Dari 10 gambaran diatas dapat
dilihat bahwa ada beberapa warung kelontong yang mencoba mengolah sedikit
dagangan menjadi lebih menarik ini disebabkan barang terlihat penuh, namun ada
beberapa kekurangan yang belum diketahui seperti ruangan warung menjadi sempit.
Sempit disini ketika jumlah pembeli masuk lebih dari 3 orang kedalam warung,
hal ini disebabkan oleh susunan lemari dan etalase terlalu kedepan atau ruangan
yang terlalu kecil. Dari beberapa warung kelontong lainya mengalami kebangkrutan
disebabkan karena tidak bisa mengolah kembali warung dagangan ataupun bertahan
sampai ruangan menjadi kotor dan tidak terawat dan tidak adanya tambahan media
pendukung yang ditemukan disetiap warung.
2.6 Hipotesis
Berdasarkan
pernyataan-pernyataan dari rumusan masalah penelitian, dapat di rumuskan
suatu hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh komitmen pelayanan dalam
menghadapi persaingan munculnya minimarket terhadap kinerja pemilik toko kelontong di kecamatan Mariso Kota
Makassar”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar