Senin, 17 Juni 2013

CATATAN MAHASISWA

Gue VS DOseN


Sebelum gue akhirnya memutuskan untuk nulis nih cerita gue harus melewati dulu yang namanya ritual dan bikin kajian ADBnya secara matang..


bukan ape2,, kalo sampai nih cerita gue katahuan sama yang punya Tagname,,, owh gue gak bisa bayangin...

bisa-bisa gue kena pasung...


mungkin juga gue kena kutuk jadi batu (batu Tawas tapi) hehehe..
yang ada tempat maen gue nantinya diketek mulu..


atau kalo ga gue dijodohin sama Ririn ariyanti (kalo itu mah gue pasti mau)... 
hahahha
mimpi...


judulnya gue Vs Dosen***


**
yang pertama gue samarkan aja namanya Pak senyum.

si pak senyum ini adalah salah satu dosen yang paling ramah menurut gue,,

mau ngapa-ngapain aja mesti senyum dulu,,
ternyata ada juga ya Dosen yang macam ini.



gue kadang dongkol dan uring-uringan sendiri jadinya,, pas mau ngejelasin mata kuliah keburu ketawa duluan.


bahkan yang lebih parah lagi marah saja sama mahasiswanya, masih sempat-sempatnya loh tertawa atau melempar senyum MAUTnya..

Hahaha.., ini kelewatan Ramah atau rada-rada Sableng, gue ga tau.





pernah suatu kali gue terlibat adu argument,,

gue ga sependapat saja mengenai materi yang disampaikan disalah satu mata kuliah yang menurut gue ga seharusnya sistemnya seperti itu.


dan saat itu gue ga tau kalo si pak senyum ini adalah tipe dosen yang tidak suka dikritisi..

ekspresi yang gue tangkap pas adu argument itu memang berbeda dari pak senyum yang biasanya.
gue bilang dalam hati (mampus gue).


kalo sampai pak senyum ini jadi sentimen sama gue terus ngebalas gue melalui nilai-nilai dari mata kuliahnya, maka bisa dipastikan gue sendiri yang bakal kerepotan.

bayangkan, si pak senyum ini megang beberapa mata kuliah syarat yang bobot SKS nya juga lumayan..



Oh god.. lagi-lagi gue lupa hal itu,,
tapi mau gimana lagi??

ga mungkin juga gue berlutut-lutut bersimbah air mata didepan pak senyum ini,, hehehhe (terlalu hiperbola)




dan akhirnya gue nurutin teman-teman gue untuk mengalah saja,,
ga mungkin juga gue tetap ngotot mempertahankan argumentasi gue  dan terpaksa menurunkan gengsi pak senyum ini.


dan masalah pak senyum gue anggap kelar..
gue ogah lagi beradu argumen setelah kejadian itu.

OOOOOOOOOOOO



iya pernah juga si pak senyum ini ngusir salah satu teman gue dari kelas..
waktu itu pak senyum lagi ngejelasin slah satu teori ekonomi,, nah dua teman sekelas gue nih dibarisan belakang bikin kegaduhan..


cekikan tertawa saat pak senyum menjelaskan.
maka jadilah salh satu dari mereka jadi korban pengusiran dari kelas.


kasihan :(


**************



selanjutnya gue panggil aja pak Kumis

kenapa si pak kumis ini gue masukkan dalam cerita gue Vs Dosen bukan lagi tentang gue terlibat adu argumentasi,, sama sekali bukan.

ini lebih pada hal konyol yang gue lakukan sendiri.


suatu kali disalah satu mata kuliah namanya Lembaga keuangan Bank kalo ga salah.


kita ada tugas kelompok ngebahas satu sub materi yang selanjutnya bakal dipresentasikan setiap pertemuan.


gue ceritakan sedikit aturan mainnya,

kan setiap kelompok diharuskan memilih satu moderator pendamping dari teman2 kelompok lain.

nah entah mungkin dewi fortuna sedang menari-nari diatas kepala gue waktu itu, jadilah gue yang mendampingi kelompok pertama ini selama presentasinya.



beberapa menit berjalan masih normal-normal saja,
suasana juga masih dapat gue kendalikan..


gue harusnya bangga dong jadi moderator,
apalagi harus memantau diskusi dengan peserta seperti teman2 sekelas gue yang tingkahnya rada-rada Aneh..


(perlu kesabaran ekstra)


sampai pada menit2 terakhir sesi pertama masih aman2 saja terkendali..


oke selanjutnya kita masuk sesi tanya jawab (gue bilang).
untuk kesemptan pertama dengan 3 penanya.

sampai disesi mempersilahkan 3 audiens pun masih aman-aman aja.


giliran kelompok yang memaparkan materi untuk menyampaikan jawaban dari penanggap.. (sambil gue coret2 kertas yang tadi gue bawa) maklum persiapan kalo2 nanti ada acara simpulan segala dari moderator..


2 pertanyaan kelar sudah terjawab.. (gue tarik nafas) hufttttt....


oke pertanyaan selanjutnya, gue keburu mempersilahkan pemateri untuk melanjutkan diskusi. disaat yang bersamaan ternyata pak kumis ini sedang memberikan sedikit penjelasan terkait pertanyaan barusan..


Oh.. maaf pak moderator (dengan ekspresi yang dibuat lucu)
dan seolah2 memposisikan gue sebagai dosen dan beliau mahasiswa yang sedang berbuat salah
kacau..


gue masih berusaha enjoy
ga apa2 pak silahkan  (gue basa-basi)


setelah gue beri waktu beberapa menit..
teman2 pemateri disebelah gue ngasi kode untuk melanjutkan diskusi



naas..
belum juga kelar gue bicara untuk melanjutkan diskusi lagi, ternyata lagi2 waktu itu pak kumis ini ngasi arahan lagi..
(masih dengan ekspresi yang dibuat lucu)
pak kumis mohon maaf tapi ekspresinya itu Oh god ngejekkk banget..


teman2 sekelas pada tertawa
(gue salting)
hahahahaha...


berusaha  tetap tenang dan memberikan waktu untuk pak kumis menyampaikan tanggapannya.


tapi lagi2 gue seperti jadi bahan stand up comedynya...
maka jadilah gue bulan2an pak kumis selama mata kuliah itu berlangsung..



gue pura-pura cuek
ga bisa.. teman-teman sekelas gue yang rada2 sableng tentu saja memanfaatkan ini sebagai tontonan gratissssss


gue ga fokus lagi mandu diskusi
rasanya pengen cepat-cepat kelar sj dan gue segera pergi dari ruangan itu.



**
oke demikian diskusi kita hari ini .... bla...bla... bla..
(gue tutup dengan agak buru2)
terimakasih dan sampai ketemu minggu depan di mata kuliah yang sama..



gue balik ketempat duduk gue semula..
(untung perkuliahan segera berakhir) dalam hati gue agak lega..


Pak kumis sudah siap-siap beranjak meninggalkan kelas..
(berjalan keluar)
tapi tiba2 berhenti dekat deretan kursi gue..


sambil senyum2 yang gue kira rada-rada mesum
(Hahahaha) bercanda..


gue agak gugup..
"oke minggu2 seterusnya kamu saja yang jadi moderator untuk mata kuliah ini"

gue mau protes
(ga bisa) akhirnya gue paksakan aja senyum ga bisa ngomong apa2 juga...


sejak hari itu jadilah gue moderator tetap untuk waktu 1 semester.
teman-teman sekelas gue senyum2 dan tertawa puas...


kamprettt..
dan minggu2 berikutnya ternyata betul..
gue yang tetap memandu diskusi kelompok berikutnya..


bahkan pernah gue suatu kali agak datang terlambat atau duduk dibangku paling pojok belakang, tapi tetap saja gue ditungguin atau teman2 gue yang lagi-lagi rada menjengkelkan tetap setia nunjuk gue jadi moderator.


kita harus konsisten dongk dengan perjanjian awal"kata mereka"
sialan giliran gue yang dikorbankan konsistensi mereka malah kumat... :)

***
waktu nulis ini, mata kuliah yang bersangkutan dah kelar,, final tesnya kemarin syukur2 lancar-lancar aja..
artinya gue ga perlu lagi jadi moderator..
hahaha kontrak 1 semester akhirnya selesai juga

(gue senyum-senyum puas)  :) :) :)


Cukup dulu postingan kali ini,
ketemu lagi dilain kesempatan.


Senin, 10 Juni 2013

Jatuh Cinta




Manakala hati kujumpai bertatap denganmu
Rasa malu menggelitik dalam ragaku

Gemuruh didada tidak sanggup kubendung
Takut beriak dan menelanjangiku

Aku terpaku dalam takjub
Sekujur tubuh rasanya lumpuh seketika


Siapa yang beradu padamu
Rembulan saja seperti malu menatapmu
Dan ia hanya bersembunyi di balik dingin malam


Jika bukan karena takut,,
Kutantang nafsuku beradu denganmu

Tapi aku lebih memilih seperti ini
Bermanja pada kerinduanku sendiri

Aku memuji dan mencintaimu dengan caraku sendiri.

Selasa, 04 Juni 2013

Surat untuk seseorang dimasa lalu..


*** 
(gabungan tulisan tangan yang kutemukan dari tumpukan buku usang tentang kehilangan..)



Bagiku mengenang cerita bersama adalah mengungkit kembali sejarah yang pernah terkubur bersama waktu..

Bila kita kembali kemasa lalu,,

Kita bertemu karena ketidak tahuan masing-masing
Kita bertemu karena ketidak sengajaan
Jadi anggap saja kita memang sekedar kebetulan bertemu..


Terkadang..
ada waktu dimana hal yang susah untuk dilupakan terjadi..
Dimana aku berdiam sebagai pecundang atas diriku sendiri


Aku mungkin bodoh dengan berharap waktu yang akan menyembuhkan luka,
Sesungguhnya tidak sama sekali.


Hanya berusaha berdamai dengan keadaan.

Aku sudah memintamu untuk tetap bertahan
Setidaknya untuk menyenangkanku dengan kenaifanku


Dan aku berharap semua akan tetap baik-baik saja
Tidak akan ada yang berubah.

“tentu saja tidak demikian”



Aku mendapati situasi yang tidak sama lagi..

Terlalu bodoh jika aku mengatakan sama saja.
Bahwa semua akan baik-baik saja untuk sekedar membuatku tenang.



Jangan salahkan keadaan,
Sebab bukan keadaan yang menjadikan kita seperti sekarang


Mungkin pada masanya kita yang terlalu arogan,
Bahkan terkadang susah untuk sekedar menanggalkan ego

Menanyakan kabar sekedar basa-basi..
Bahkan cenderung menyembunyikan cemas sekedar menutupi untuk tetap terlihat biasa saja..



Mungkin kita memang masih terlalu bodoh waktu itu..

Tapi aku tidak pernah menyalahkanmu..

Sebab mungkin benar apa yang kamu katakan..


kebahagiaan bisa kita cari sendiri


Aku hanya berharap semoga keputusanmu adalah yang terbaik,
Sebab sekarang aku sudah baik-baik saja,
Tidak ingin mengenang cerita yang kutahu hanya akan membuatku semakin lemah

Sejauh ini aku telah berhasil berdamai
Sebab mengenang cerita membuat harapan akan kerinduan seperti lorong yang tak berujung..



Jangan tanyakan bagaimana keadaanku waktu menulis ini..

Sebab Aku susah payah menahan gemuruh dalam hatiku..

Aku mungkin tak akan pantas jika menangis
Jadi sekuat mungkin kutahan semuanya agar jangan pernah tumpah..


Aku tahu ini akan menjadi berat bagiku..
Tapi untuk sesaat aku mencoba beradaptasi dengan kondisi

Ini tidak seberapa rasa sakitnya..
Jikapun tidak kuketahui seberapa lama ini akan mengisi relung hati dan fikiranku


Maka kuikrarkan hatiku untuk menutup cerita ini sampai disini saja,,


Cukup untuk membuatku berfikir lebih jauh
Bukankah perjalanan tetap harus berlanjut??
Aku putuskan menjadi penjelajah hidup..



(ditulis kembali untuk 2 ponakan kembarku Alm. Elsa & Elmi, my G, Suci, Agung)

Senin, 03 Juni 2013

Memories One Time..

Duka.. 

Lukisan kehidupan benama luka,,
dan kita masih menemukan celah untuk tetap tersenyum.


Aku banyak belajar dari kehidupan..


Ketika duka datang,
Aku berdiri didepan tanpa memPerisai diriku.


Aku berusaha memberikan ruang

Dan setelah itu ia akan segera tahu diri dan beranjak..




Sesungguhnya duka dan kebahagiaan itu satu paketan..

Jadi setelah duka datang,
Maka kebahagiaan pun akan datang.
Seperti siang dan malam..


Tidaklah malam selalu indah dengan bulan,bintang
Juga siang yang selalu terang..


Seperti itulah dinamika kehidupan,
Terkadang mendung datang,
Atau bulan mengingkari janji menemani malam.


Duka dan kebahagiaan seperti 2 sisi mata koin,
Nampak berbeda tapi bisa jadi sama.

Tidak memiliki jarak yang membuat kita sekedar bernafas menghitung sepersekian detik.


Jikapun memiliki batas,
Maka ia tidak lebih dari sehelai Rambut.